Mendadak Kaya 3 Orang Indonesia Ke Jepang Bahasa Jepang

Mendadak Kaya 3 Orang Indonesia Ke Jepang Bahasa Jepang

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um

Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.

Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.

Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan di Jepang menemukan mineral senilai US$26.290.780.000 (setara Rp 416 triliun) yang diyakini mampu menopang ekonomi negara tersebut selama satu dekade ke depan.

Sebuah eksplorasi oleh The Nippon Foundation dan Universitas Tokyo menemukan ladang nodul mangan padat di dasar laut pulau Minami Torishima, sekitar 1.900 km dari ibu kota Jepang, Tokyo.

Nodul mangan adalah sejenis konkresi mineral di dasar samudra yang terdiri dari lapisan konsentris besi dan hidroksida mangan yang mengelilingi sebuah inti. Nodul tersebut ditemukan 5.700 meter di bawah permukaan laut dan mengandung jutaan metrik ton kobalt serta nikel.

Mereka diperkirakan terbentuk selama jutaan tahun ketika logam yang diangkut di laut menempel pada tulang ikan dan menempel di dasar laut, demikian menurut Nikkei Asia, dikutip dari laman Unilad, Rabu (20/11/2024).

Kobalt dan nikel adalah dua komponen penting yang dibutuhkan untuk membuat baterai kendaraan listrik (EV) dan juga digunakan untuk membuat mesin jet, turbin gas, dan dalam pemrosesan kimia.

Penelitian tersebut menemukan sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel yang harganya sangat tinggi.

Untuk satu ton kobalt bernilai US$ 24.300, sementara nikel bernilai US$ 15.497, menurut angka pasar dari Trading Economics.

Dengan perhitungan sederhana, berarti 610.000 metrik ton kobalt yang ditemukan bernilai US$14.823.000.000 sementara 740.000 ton nikel bernilai US$11.467.780.000.

Secara total, mineral tersebut menghasilkan US$26.290.780.000.

Tentu saja, seperti komoditas lainnya, pasar dapat berfluktuasi yang berarti terkadang mineral dapat bernilai tinggi atau menurun. Harga juga dapat berubah berdasarkan permintaan dari industri EV dan penyimpanan energi.

Saksikan video di bawah ini:

Video: Tugas Data Center Dukung Transformasi Digital RI Era Prabowo

Banyak orang bermimpi menjadi crazy rich dengan cara gampang dan instan. Fenomena crazy rich memiliki dampak negatif dan juga positif. Positifnya orang menjadi terpacu untuk berusaha menjadi kaya, namun negatifnya bisa membuat orang menjadi ngebet kaya dengan cara instan.  Belakangan orang yang dijuluki crazy rich punya habbit pamer kekayaan atau flexing di media sosial dan mengundang atensi publik. Berbagai spekulasi muncul karena mudahnya mendapat kekayaan serta memamerkannya di media sosial.

Video: Tugas Data Center Dukung Transformasi Digital RI Era Prabowo

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan di Jepang menemukan mineral senilai US$26.290.780.000 (setara Rp 416 triliun) yang diyakini mampu menopang ekonomi negara tersebut selama satu dekade ke depan.

Sebuah eksplorasi oleh The Nippon Foundation dan Universitas Tokyo menemukan ladang nodul mangan padat di dasar laut pulau Minami Torishima, sekitar 1.900 km dari ibu kota Jepang, Tokyo.

Nodul mangan adalah sejenis konkresi mineral di dasar samudra yang terdiri dari lapisan konsentris besi dan hidroksida mangan yang mengelilingi sebuah inti. Nodul tersebut ditemukan 5.700 meter di bawah permukaan laut dan mengandung jutaan metrik ton kobalt serta nikel.

Mereka diperkirakan terbentuk selama jutaan tahun ketika logam yang diangkut di laut menempel pada tulang ikan dan menempel di dasar laut, demikian menurut Nikkei Asia, dikutip dari laman Unilad, Rabu (20/11/2024).

Kobalt dan nikel adalah dua komponen penting yang dibutuhkan untuk membuat baterai kendaraan listrik (EV) dan juga digunakan untuk membuat mesin jet, turbin gas, dan dalam pemrosesan kimia.

Penelitian tersebut menemukan sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel yang harganya sangat tinggi.

Untuk satu ton kobalt bernilai US$ 24.300, sementara nikel bernilai US$ 15.497, menurut angka pasar dari Trading Economics.

Dengan perhitungan sederhana, berarti 610.000 metrik ton kobalt yang ditemukan bernilai US$14.823.000.000 sementara 740.000 ton nikel bernilai US$11.467.780.000.

Secara total, mineral tersebut menghasilkan US$26.290.780.000.

Tentu saja, seperti komoditas lainnya, pasar dapat berfluktuasi yang berarti terkadang mineral dapat bernilai tinggi atau menurun. Harga juga dapat berubah berdasarkan permintaan dari industri EV dan penyimpanan energi.

Saksikan video di bawah ini: