Kenapa Sering Buang Air Kecil Di Malam Hari

Kenapa Sering Buang Air Kecil Di Malam Hari

Pemeriksaan yang Biasanya Dilakukan Dokter

Jika kamu kerap mengalami nocturia, apalagi bila disertai gejala berbagai penyakit yang sudah disebutkan di atas, kamu disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter, ya.

Ketika melakukan pemeriksaan, dokter akan menanyakan beberapa hal untuk memperkirakan penyebab nocturia, seperti:

Setelah itu, jika diperlukan, dokter akan melakukan beberapa tes, seperti tes urine, tes darah, dan tes urodinamik, untuk memastikan penyakit yang sedang kamu derita.

Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil di Malam Hari

Penanganan nocturia akan disesuaikan dengan penyebab yang melatarbelakanginya. Keluhan nocturia yang disebabkan oleh suatu penyakit biasanya akan hilang ketika penyakit tersebut sembuh.

Jika nocturia disebabkan oleh konsumsi obat tertentu di malam hari, keluhan ini bisa diatasi dengan mengonsumsi obat tersebut di pagi hari. Bila sedang mengonsumsi obat diuretik, konsumsilah obat tersebut 6 jam sebelum tidur, atau konsultasikan kembali dengan dokter, agar dosis dan waktu minumnya bisa disesuaikan.

Hal yang tidak kalah penting dalam mengatasi nocturia adalah dengan membatasi asupan cairan. Usahakan untuk tidak minum lagi 2–4 jam sebelum tidur.

Apabila kamu masih memiliki pertanyaan terkait nocturia atau kebiasaan buang air kecil di malam hari, jangan ragu untuk menanyakan dan mengonsultasikannya kepada dokter, ya.

Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu terbangun hanya karena ingin buang air kecil? Kalau cuma terjadi satu kali saat kamu tidur mungkin masih aman-aman saja. Tetapi, bila munculnya keinginan buang air kecil terlalu sering, bisa jadi kamu mengalami nokturia. Nokturia atau nocturnal polyuria adalah istilah medis untuk buang air kecil berlebihan di malam hari. Selama waktu tidur, tubuh cenderung menghasilkan urine yang lebih sedikit.

Baca Juga: Poliuria dan Nokturia, Apa Bedanya?

Artinya, kebanyakan orang umumnya tidak perlu bangun di malam hari untuk buang air kecil dan dapat tidur tanpa gangguan selama 6-8 jam. Selain mengganggu tidur, nokturia bisa menjadi tanda kondisi medis yang mendasarinya.

Apa yang Menyebabkan Seseorang Alami Nokturia?

Penyebab nokturia dapat berkisar dari pilihan gaya hidup hingga kondisi medis. Nokturia lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, tetapi dapat terjadi pada usia berapa pun. Berikut beberapa hal yang bisa sebabkan nokturia:

Ada sejumlah kondisi medis yang menyebabkan nokturia, salah satunya adalah infeksi saluran kemih. Infeksi ini menyebabkan sensasi terbakar dan buang air kecil yang mendesak sepanjang hari dan malam. Kondisi medis lainnya yang dapat menyebabkan nokturia, yaitu:

Konsumsi alkohol atau kafein

Alkohol dan kafein dapat memiliki efek diuretik. Minuman itu bekerja menghambat pelepasan hormon antidiuretik yang mengontrol reabsorpsi air dalam tubuh.

Dampaknya, terjadi peningkatan produksi urine dan memicu keinginan sering buang air kecil.

Sering buang air kecil bisa jadi pertanda adanya gangguan yang membahayakan.

Lantas, kapan sebaiknya menghubungi dokter? Kamu bisa mengetahuinya di sini: Terlalu Sering Kencing, Kapan Sebaiknya Hubungi Dokter?

Itulah beberapa penyakit yang beberapa tandanya adalah nokturia atau peningkatan frekuensi buang air kecil pada malam hari.

Jika gangguan tak kunjung membaik, segera hubungi dokter spesialis penyakit dalam untuk mendeteksi penyebab yang mendasarinya.

Kemungkinan Penyebab Sering Buang Air Kecil di Malam Hari

Pada umumnya, seseorang bisa tidur di malam hari tanpa buang air kecil selama kurang lebih 6–8 jam. Nah, jika kamu sering terbangun untuk buang air kecil lebih dari 1 kali di malam hari, kemungkinan kamu mengalami nocturia.

Nah, di bawah ini adalah beragam hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami nocturia:

Infeksi saluran kemih akan menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran kemih yang memicu penderitanya untuk sering buang air kecil di malam hari. Selain nocturia, infeksi saluran kemih juga ditandai dengan gejala nyeri saat buang air kecil dan demam.

Diabetes juga bisa menjadi salah satu penyebab nocturia. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi urine penderita diabetes akibat tidak terkontrolnya kadar gula atau glukosa dalam darah.

Pada penderita diabetes, nocturia juga bisa disertai dengan meningkatnya rasa haus, lapar, tubuh mudah lelah, dan penglihatan buram.

Pada siang hari, cairan penderita gagal jantung kongestif akan menumpuk di kaki karena ketidakmampuan jantung memompa secara normal. Namun pada malam hari, posisi tubuh menyebabkan cairan masuk ke aliran darah, yang kemudian akan disaring lewat ginjal dan dikeluarkan melalui urine.

Nah, hal tersebutlah yang menyebabkan nocturia. Namun tidak hanya nocturia, gagal jantung kongestif biasanya juga disertai gejala lainnya, seperti tubuh mudah lelah, hilang nafsu makan, dan detak jantung tidak teratur.

Saat tidur, tubuh penderita sleep apnea akan berusaha keras untuk bernapas. Hal ini membuat otot jantung merenggang, sehingga mengeluarkan hormon atrial natriuretic yang dapat meningkatkan produksi urine, sehingga berisiko menyebabkan nocturia.

Mengonsumsi jenis obat tertentu di malam hari juga bisa menyebabkan nocturia, lho. Beberapa obat tersebut misalnya obat golongan diuretik (furosemide dan hydrochlorothiazide), glikosida jantung, dan lithium.

Seiring bertambahnya usia, kapasitas kantung kemih seseorang cenderung akan menurun. Hal ini kemudian bisa menyebabkan orang tersebut menjadi lebih sering buang air kecil, termasuk di malam hari.

Nocturia juga dapat disebabkan oleh kebiasaan minum secara berlebihan di malam hari, terutama sebelum tidur. Risiko mengalami nocturia semakin meningkat apabila minuman yang kamu konsumsi mengandung kafein atau alkohol.

Kondisi yang Harus Diwaspadai

Walaupun sering pipis saat hamil merupakan hal yang normal terjadi, namun Mom juga perlu waspada akan infeksi saluran kemih. Peningkatan frekuensi buang air kecil bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih.

Karena ketika janin semakin membesar, janin akan menekan kandung kemih, akibatnya bakteri terjebak dan berkembangbiak di dalamnya. Kondisi infeksi saluran kemih pada ibu hamil ini perlu segera diobati karena jika tidak akan meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Untuk mencegah risiko infeksi saluran kemih, lakukan hal berikut ini :

Infeksi saluran kemih ditandai dengan rasa nyeri atau adanya sensasi rasa terbakar saat buang air kecil, urine berbau menyengat, hingga rasa sakit saat berhubungan intim.

Jika gejala tersebut Mommil alami, segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan supaya keluhan-keluhan ibu hamil bisa segera ditangani dengan tepat dan Mommil bisa menjalani kehamilan yang sehat dengan nyaman.

Sering buang air kecil bisa disebabkan terlalu banyak minum ataupun karena kondisi medis tertentu yang tidak boleh disepelekan. Normalnya, buang air kecil dalam sehari adalah 4-8 kali atau sebanyak 1-1,8 liter. Namun, sebagian orang bisa buang air kecil melebihi frekuensi tersebut, bahkan perlu bangun di malam hari untuk buang air kecil.

Terlalu banyak minum air atau minum mendekati jam tidur bisa membuat kita sering buang air kecil, bahkan sampai terbangun di malam hari. Namun jika Anda sering buang air kecil padahal hanya minum sedikit, perhatikan apakah ada gejala lain yang mungkin Anda rasakan.

Waspadai Kondisi Medis Penyebab Sering Buang Air Kecil

Buang air kecil melebihi frekuensi normal untuk waktu yang lama dapat mengindikasikan berbagai kondisi medis tertentu.

Berikut adalah beberapa kondisi yang menyebabkan seringnya buang air kecil, serta gejala lain yang mungkin menyertai.

Rasa ingin selalu buang air kecil yang tidak dapat ditahan, diiringi demam, dan rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut bagian bawah, dapat menjadi pertanda infeksi saluran kemih.

Biasanya diperlukan pemeriksaan urine untuk mengetahui apakah ada senyawa abnormal dalam urine. Selain itu, mungkin juga dilakukan tes lainnya seperti tes pencitraan, tes neurologis, serta tes urodinamik. Tes pencitraan seperti USG bertujuan untuk menampilkan gambar dari dalam tubuh. Tes neurologis bertujuan untuk memeriksa apakah ada gangguan saraf. Sedangkan tes urodinamik berguna untuk memeriksa seberapa baik keadaan kandung kemih, sfingter, dan uretra.

Penanganan Kondisi Sering Buang Air Kecil

Pengobatan untuk kondisi sering buang air kecil tergantung dari penyebabnya. Bila dikarenakan oleh infeksi, dokter akan memberikan antibiotik. Bila diabetes yang merupakan penyebab, maka penanganannya adalah mengontrol gula darah. Sedangkan untuk kondisi kandung kemih yang terlalu aktif (overactive bladder) dapat dibantu dengan langkah-langkah berikut:

Jika Anda mencurigai seringnya buang air kecil yang dialami disebabkan oleh kondisi medis tertentu, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Terlebih lagi, ketika terdapat darah pada urine atau urine berwarna keruh.

Sumber : Alodokter.com

Beranda » BLOG » Program Hamil » Sering Buang Air Kecil Tanda Hamil?

Infeksi atau pembesaran prostat;

Infeksi saluran kemih

Kondisi ini bisa terjadi akibat infeksi bakteri pada saluran kemih. Selain menyebabkan sering buang air kecil di malam hari, infeksi saluran kemih juga bisa memicu rasa nyeri dan perubahan warna urine menjadi lebih gelap.

Sleep apnea terjadi akibat adanya saluran udara yang menghambat dinding tenggorokan. Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami henti napas selama beberapa detik saat tidur.

Akibatnya, otot jantung akan meregang dan mengirim sinyal untuk mengeluarkan lebih banyak air serta garam.

Inilah yang kemudian membuat kamu mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil di malam hari.

Kadar gula yang terlalu tinggi membuat ginjal tidak mampu menyerap semua kelebihannya.

Akhirnya, kadar gula yang keluar melalui urine sehingga pengidap sering buang air kecil, terutama di malam hari.

Untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi, salah satu cara yang dapat kamu lakukan adalah tidur siang.

Tak hanya itu, kamu bisa klik artikel ini untuk mengetahui manfaat lainnya: Ini 11 Manfaat Tidur Siang untuk Kesehatan.

Masalah pada ginjal dapat menjadi penyebab sering buang air kecil

Gangguan ginjal seperti gagal ginjal atau batu ginjal dapat memengaruhi fungsi ginjal dan menyebabkan sering buang air kecil.

Dampaknya, terjadi nokturia atau frekuensi buang air kecil di malam hari.

Infeksi atau pembesaran prostat;

Obstruksi kandung kemih

Penyakit terjadi karena penyumbatan pada pangkal kandung kemih.

Alhasil, kamu akan mengalami pengurangan hingga aliran urine ke uretra. Dampaknya, tubuh tidak mampu mengosongkan kandung kemih saat buang air kecil.